Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Perkembangan Pertanian China: Budidaya Padi China Yang Inovatif

infomadina.my.id - Selama ratusan tahun, cina telah dikenal sebagai negara pertanian yang produktif, diperkirakan negara Cina telah menggarap Pertanian dan perairan sejak 8000 tahun sebelum Masehi. Bahkan saat ini Cina memiliki lahan pertanian terbesar di dunia dengan luas mencapai 5.278.330 km2 mengalahkan Amerika Serikat yang memiliki Total luas lahan pertanian sekitar 4.508.625 km2.

Meski memiliki lahan pertanian yang sangat luas Cina di sisi lain adalah negara yang memiliki penduduk paling banyak di dunia dengan total populasi mencapai 1,45 miliar orang pada Tahun 2022 yang dengan demikian negara ini dituntut untuk selalu produktif guna menjamin ketersediaan pangan di dalam negeri. Sebagian besar masyarakat Cina menjadikan beras sebagai makanan pokok, karena itu mereka melakukan beragam inovasi pada bidang budidaya padi, sehingga mereka bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri, tetapi juga sebagai pengekspor beras terbesar keenam di dunia.

Awal mula keberhasilan Cina sebagai salah satu produsen beras terbesar di dunia, dimulai pada tahun 1960-an, Namun demikian baru pada pertengahan tahun 1970-an, China berhasil memproduksi padi hibrida yang produktif, sehingga dapat mencakup sebagian besar populasinya. Kala itu Cina merekrut 3 ilmuwan bidang Pertanian bernama Jimin Lee, Yoon Shin dan long ping Yuan. Bersama-sama para ilmuwan ini bekerja menciptakan benih padi yang sesuai untuk ditanam di area gurun dan air laut.

Selain itu mereka mengembangkan padi raksasa dengan bulir yang banyak, batang yang kokoh serta waktu panen yang singkat. long ping Juan memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan produksi beras Cina dengan menciptakan padi hibrida. Sehingga kemudian Yuan dikenal sebagai bapak padi hibrida sekaligus sebagai pahlawan nasional.

Selain padi raksasa, Yuan juga berhasil menciptakan varietas padi yang tahan terhadap kekeringan serta tahan terhadap tanah dengan kadar salinitas tinggi dan dengan padi ciptaannya Yuan telah menyelamatkan jutaan orang dari kelaparan. 

Padi hibrida telah membantu Cina untuk memberi makan lebih dari 20% populasi dunia hanya dengan menggunakan 10% dari total lahan subur dunia. Peningkatan hasil panen telah membantu Cina memberi makan tambahan 60 juta orang setiap tahun. Padi hibrida juga telah berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan Cina sekaligus membatasi kenaikan harga beras Global untuk kepentingan konsumen miskin di negara lain.

Para petani padi di negeri Cina memulai pengembangan padi hibrida pada tahun 1964 menggunakan sistem 3 baris, Sayangnya pada tahun 1980-an padi hibrida masih mengalami banyak masalah, salah satunya lemah terhadap penyakit. Namun pada pertengahan tahun 1980-an para ilmuwan yang telah disebutkan berhasil mengembangkan benih yang lebih berkualitas dan menghasilkan produksi yang lebih banyak.

Maka pada tahun 1995 Cina berhasil mengomersialkan teknologi padi hibrida. Pada tahun 2000 setiap satu hektar lahan mampu menghasilkan 10,5 ton padi hibrida. Kemudian pada tahun 2004 satu hektar lahan mampu menghasilkan 12 ton. Padahal pada akhir tahun 1970-an China hanya mampu menghasilkan 450 kg padi dari setiap 1 hektar lahan. Dengan kemajuan yang sangat luar biasa ini Pemerintah Cina memberikan dukungan penting terhadap program padi hibrida melalui pendanaan dan kebijakan.

Selain menciptakan padi hibrida dan beberapa varietas padi lain, Cina juga mengembangkan Teknik Pertanian padi apung, suatu teknik budidaya padi dengan memanfaatkan rakit sebagai media tanam. Pada dasarnya Teknik ini telah lama digunakan oleh petani yang berada di wilayah berisiko banjir. Namun dengan praktik yang masih tradisional sehingga tidak membuahkan hasil yang optimal, karena itu Cina menciptakan bahan lembaran sterofom atau juga bahan lain untuk dijadikan media tanam.

Dengan menggunakan teknik ini petani Cina tidak hanya berfokus terhadap budidaya padi tetapi juga pada pemeliharaan ikan. Teknik ini juga mampu menyerap air buangan yang umumnya dibuang selama budidaya ikan, di samping itu juga mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia, karena tidak diperlukan Pupuk untuk budidaya padi.

Selain beragam inovasi pada bidang budidaya padi, Cina juga menerapkan sistem teknologi yang modern pada bidang pertanian, bahkan sejak Februari tahun 2020 petani di Cina mulai banyak menggunakan Drone sebagai alat penyemprot pestisida. Karena Drone penyemprot pestisida dianggap memberikan hasil yang lebih optimal dibandingkan cara konvensional.

Peralatan pintar seperti robot dan Drone mulai marak digunakan di negeri tersebut. Bahkan tidak hanya menggunakan tetapi Cina berhasil memproduksi Drone melalui perusahaan Dji. Pabrik Drone terbesar di dunia itu mengambil andil besar sebagai pemasok peralatan canggih untuk mengoptimalkan teknologi pertanian serta perkebunan. Banyak hal yang telah dilakukan oleh Cina untuk memajukan bidang pertaniannya, termasuk menekan jumlah petani sejak tahun 2011 serta mengembangkan Smartfram sebuah kebun canggih yang disinyalir mampu bertumbuh tanpa tanah dan sinar matahari alami.


Sumber: Kabarpedia

Posting Komentar untuk "Sejarah Perkembangan Pertanian China: Budidaya Padi China Yang Inovatif"