Desa Darurat di Rusia: 20000 Lebih Desa Ditinggalkan Penduduknya
infomadina.my.id - Banyak negara di dunia, mengalami kekurangan lahan sehingga jutaan orang harus meringkuk pada sebidang tanah kecil. Negara-negara ini bukan hanya kehilangan lahan pertanian yang diperlukan, bahkan seringkali mereka tidak memiliki ruang untuk hidup. Kendati demikian, hal yang sebaliknya justru terjadi di Australia, Kanada dan Rusia, dimana Gurun liar yang membentang ratusan ribu kilometer tidak ditempati seorang pun.
Terdapat lebih dari 150.000 desa di Rusia, dimana desa-desa tersebut memiliki kesamaan yaitu sekarat dan hampir tidak memiliki masa depan. Tidak ada infrastruktur yang memadai, tidak ada rumah sakit hingga pos pertolongan pertama. Bahkan di desa-desa ini tidak mungkin untuk mendapatkan pendidikan karena memang tidak ada sekolah yang tersedia. Di negara yang menjadi salah satu produsen minyak dan gas alam terbesar di dunia ini, bahkan banyak orang harus menghangatkan rumah mereka menggunakan kayu bakar.
Pedesaan di Rusia pernah menjadi simbol kekuatan pertanian Uni Soviet, tetapi selama 30 tahun terakhir terdapat sekitar 30.000 desa yang telah hilang yang hal ini terus berlanjut sepanjang waktu. Menurut sensus yang terbaru terdapat 20.000 desa yang benar-benar ditinggalkan. Sementara 36.000 lainnya memiliki kurang dari 10 penduduk. Orang-orang yang tinggal di desa-desa terbengkalai ini adalah orang tua, sementara kaum mudanya jelas tidak mau untuk menerima kehidupan semacam ini. Karena itu mereka pergi ke kota besar untuk mendapat pendidikan atau mencari pekerjaan. Di mana kemudian banyak dari mereka yang tidak kembali ke desa asal. Karena memang tidak ada prospek apapun di desa asalnya.
Umumnya mereka yang tidak pergi dari desa-desa yang hampir mati ini, hanya akan tenggelam dengan alkohol. Di mana kemudian mereka akan mati akibat alkohol itu. Banyaknya desa-desa terabaikan di Rusia memiliki alur sejarah yang cukup panjang, yang semuanya bermuara pada masa keemasan Uni Soviet. Ketika berkuasa dan berpengaruh, pemerintah Soviet membangun sejumlah besar bangunan, tambang hingga kota bahkan di tempat-tempat paling jauh. Bahkan di tempat yang tidak dapat dijangkau manusia. Selama masa Uni Soviet pergerakan keluar masuk dari beberapa kota di Rusia dipantau dengan ketat. Bahkan beberapa diantaranya dikenal sebagai Kota tertutup. Yang dengan demikian pembatasan dan pemeriksaan selalu dilakukan kepada penduduk dan pengunjung yang bepergian melalui kota-kota ini.
Bahkan banyak dari kota-kota yang dilarang secara total bagi pengunjung asing. Beberapa dari tempat-tempat ini bahkan sangat rahasia, sehingga tidak muncul dalam peta. Namun demikian ketika Soviet runtuh pada Tahun 1993 dan mengalami depresi ekonomi, banyak dari struktur ini menjadi ditinggalkan dan dibiarkan terbengkalai. Bahkan dibiarkan untuk tidak disinggahi manusia karena alasan yang cukup gelap.
Salah satu fasilitas yang dibangun untuk menyokong ekonomi Uni Soviet adalah tambang berlian mirni yang berlokasi di kota Yaku. Dimana musim dingin secara teratur mencapai minus 40 derajat Celcius. Tambang berlian mirni adalah tambang terbesar di dunia yang pernah menyedot helikopter. Dulunya tambang ini menjadi industri yang menguntungkan dan menyediakan lapangan kerja dan pendapatan bagi wilayah tersebut, serta orang-orangnya.
Dibuka setelah ekspedisi pada tahun 1950-an tambang ini pernah memproduksi sejumlah besar berlian Rusia berkualitas tinggi selama Uni Soviet, sehingga tambang ini menjadi jalur kehidupan kota mirni. Hanya saja ketika penambangan mulai meningkat berlian menjadi lebih sedikit ditemukan dan pekerja mulai kehilangan pekerjaan. Akhirnya tambang ini ditutup pada tahun 2004 dan sebagai lubang galian terbesar di dunia terlihat seperti lubang hitam raksasa yang ditembakkan ke dalam bumi.
Sementara para pekerja yang pernah menggantungkan kehidupannya pada tambang ini mencari tempat-tempat lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Selain tambang mirni dan diesel menjadi sebuah pabrik yang dibangun pada Tahun 1939 sebagai fasilitas pengujian militer. Yang terletak sekitar 2 mil di lepas pantai laut Kaspia, begitu persyaratan militer telah berubah di Soviet, Fasilitas besar ini menjadi semakin jarang digunakan tetapi terlalu besar untuk dihancurkan.
Karena itu pada Tahun 1966 fasilitas ini dibiarkan begitu saja. Padahal dulunya bangunan yang berdiri atas pondasi beton seluas 5200 meter persegi ini pernah memiliki perpustakaan megah, ruang olahraga, dan bahkan hotel untuk para pekerja. Sejak ditinggalkan oleh penduduknya fasilitas ini menjadi semacam tempat hantu dan hanya dihuni oleh hewan-hewan liar.
Kemudian di sepanjang garis pantai Rusia Utara yang sangat luas dan membentang ribuan mil melintasi lingkaran kutub yang sebagian besarnya tidak berpenghuni. Pemerintah Soviet membangun serangkaian mercusuar dan karena lokasinya yang jauh dari peradaban, mercusuar ini dijalankan secara otomatis menggunakan reaktor nuklir yang tidak memerlukan daya eksternal atau tenaga manusia, tetapi ketika Soviet runtuh dan ekonominya mengalami depresi yang sangat parah, mercusuar itu terus berjalan sambil menunggu waktu untuk rusak dan ketika pada akhirnya para penjara besi tua bisa mencapai mercusuar itu, mereka mengabaikan peringatan radioaktif dan menghancurkan peralatan serta reaktor nuklir untuk mencari tembaga.
Lalu menyebabkan mercusuar itu menjadi zona panas radioaktif. Karena itu tempat-tempat tersebut menjadi terisolasi disebabkan sisa-sisa radioaktif dari teknologi Soviet yang terlupakan. Lalu pada akhirnya bukan saja tempat mercusuar ini saja yang tidak dapat disinggahi melainkan juga desa-desa atau kota di sekitarnya karena khawatir terkena dampak radioaktif.
Kala itu ada beberapa alasan mengapa Uni Soviet menutup sebuah kota, jika sebuah kota memiliki pangkalan militer merupakan pusat industri utama, memiliki pabrik senjata atau menjadi rumah untuk organisasi nuklir pemerintah memberlakukan pembatasan. Ketika Uni Soviet terbentuk setelah revolusi Rusia dan melewati perang dunia 2 dan kemudian perang dingin Soviet sangat berhati-hati terhadap kebocoran informasi dan melihat pembatasan pergerakan sebagai cara untuk meminimalkan risiko itu demikian juga kota-kota perbatasan Blok Timur di seluruh Uni Soviet ditutup karena kedekatannya dengan Barat jika sebuah kota Secara geografis rentan atau berada di garis depan mereka juga ditutup untuk tujuan keamanan.
Demikian beberapa alasan mengapa banyak desa atau kota yang kehilangan penduduknya di Rusia bukan saja karena masalah minimnya penduduk minimnya akses ekonomi dan pendidikan tetapi juga sebagai akibat dari kebijakan masa lalu yaitu Uni Soviet.
Selamat membaca!
Sumber :Kabarpedia
Posting Komentar untuk "Desa Darurat di Rusia: 20000 Lebih Desa Ditinggalkan Penduduknya"